Kahwin janda hukum forex


Hukum Perkahwinan Janda Dalilnya ialah: 161176Perempuan janda lebih berhak pada dirinya daripada walinya perempuan perawan atau dara dikahwinkan oleh bapanya161177. (Riwayat Darul-Qutni) Rasulullah viu bersabda: 161176Seseorang yang bukan anak dara mempunyai hak yang lebih beijar os meninos e darin daripada penjaganya. Persetujuan seorang anak dara harusla dipinta berkenaan dengan sesuatu mengenai dirinya dan diam membisu pada haknya itu adalah bererti memberikan persetujuan161177. (Riwayat muçulmano) Wali Mujbir atau wali-wali yang lain tidak boleh mengahwinkan perempuano janda kecuali hendaklah mendapat izin perempuan itu terlebih dahulu. Rasulullah viu telah bersabda: 161176Dari Abu Hurairah r. a. Rasulullah viu bersabda, 161176Perempuan janda diajak bermusyawarah tentando urusan dirinya, kemudian jika ia diam, maka itulah izinnya, tetapi jika ia menolak maka tiada paksa ke atasnya161177. (Riwayat Al-Khamsah kecuali Ibnu Majah) Dalam hadith yang lain, Rasulullah viu telah menyatakan: 161176Dari Khansa161175 binti Khadam, bahawasanya bapa Khansa161175 telah mengahwinkan dia, sedang ia perempuan janda, lalu ia tidak suka demikian itu. Kemudian ia datang kepada Rasulullah. Lalu Rasulullah menolak perkahwinan itu161177. (Riwayat Al-Bukhari dan Ahmad) Ini bermakna perempuano janda mempunyai bidang kuasa menolak perkahwinan yang dibuat tanpa kebenarannya iaitu ia boleh menfasakhkan perkahwinan itu di Mahkamah Syariah. Janda ada hak atas dia dia dalam urusan nikah. Anak dara kena ada wali Mas theres uma torção lá. Kan ke antara syarat sah nikah Tak kira janda atau anak dara Adalah perlu adanya wali Kalau bapak takde, bapak, sedara, orangnya, jadi, wali, dan, seterusnya, ikut, susur, galur, yang, dah, ditetapkan. RUKUN-RUKUN AKAD NIKAH Rukun-rukun akad nikah (yang tidak sah suatu pernikahan tanpa salah satunya) ialah: 1. Izin dari wali perempuan 2. Adanya keredhaan dari pihak perempuan, baik ia berstatus gadis perawan ataupun janda. 3. Dua saksi yang adil 4. Adanya ijab dan qabir yang bersambung dengan lafazh qabul (menerima) atau menikahkan. Masalahnya. Memang, rita, boleh, bernikah, ikut, suka, dia, dengan, siapa, pun, sebab, dia, janda. Tapi bapak dia masih ada. Assim peranan bapak diâmetro sebagai wali dalam pernikahan dia tak perna jatuh walaupun dia dah janda. Dari hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu anha. Ertinya. Siapapun seorang wanita yang menikahi dirinya sendiri tanpa persetujuan dari walinya, maka nikahnya batal, nikahnya batal, nikahnya dan batal Ibnu Hazm berkata. Tidak halal bagi seorang perempuano untuk menikah (baik janda atau perawan), kecuali dengan izin wali dari bapanya, saudaranya, datuknya, atau bapa saudaranya Rasulullah Shallallahu alaihi saw sallam bersabda. Ertinya. Tidak sah pernikahan tanpa adanya wali, dan seorang penguia sebagai wali bagi orang yang tidak mempunyai wali. Dalam hal rita ni. Aku rasa mungkin dia berwalikan hakim pais sebab dia pun tak tau dia dah menikah. Kalau sungguh tau tak la. Secara umum seorang wanita meníca harus dengan walinya. Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: 8220Seorang wanita, yang, menikah, tanpa, izin, walinya, maka, pernikahannya, adalah, batiil, batil, batil. Dan é uma pessoa que gosta de fazer uma pausa. SHAHIH. Diriwayatkan Abu Dawud 2083, Tirmidzi 1102, Ibnu Majah 1879, ad-Darimi 2/137, Ahmad 6/47, 165, Syafi8217I 1543, Ibnu Abi Syaibah 4/128, Abdur Razzaq 10472, ath-Thayyalisi 1463, ath-Thahawi 2 / 4, Ibnu Hibban 1248, ad-Daraquthni 381, Ibnu Jarud 700, al-Hakim 2/168, al-Baihaqi 7/105. Dari Abu Musa al-Asy8217ari berkata: Rasulullah bersabda: 8220Tidak sah pernikahan kecuali dengan wali8221. SHAHIH. Diriwayatkan Abu Dawud 2085, Tirmidzi 1/203, Ibnu Majah 1/580, Darimi 2/137, ath-Thahawi 2/5, Ibnu Abi Syaibah 4/131, Ibnul Jarud 702, Ibnu Hibban 1243, Daraquthni 38, al-Hakim 2 / 170, Baihaqi 7.107, Ahmad 4/393, 413. Namun wali tidak boleh menghalangi seorang janda yang sudah habita massa iddahnya untuk menikah kembali baik dengan suaminya yang dulu maupun dengan lelaki lain yang disukainya. Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara maitka dengan cara yang ma8217ruf. (P. S.2: 232). Orang-orang, yang, meninggal, dunia di antaramu, dengan, meninggalkan, isteri-isteri (hendaklah para isteri, itu), menangguhkan, dirinya (ber8217iddah), bulan, sepuluh, hari. Kemudian apabila telah habiba 8216iddahnya, Maka tiada dosa bagimu (para o wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri měska menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (P. S. 2: 234). Al-Hafiz Ibn Hazm berkata telah sabit riadatnya yang sahih dari Ibn Sirin, bahwa perempuan yang tidak mempunyai wali lalu menyerahkan kewaliannya kepada lelaki yang sholeh untuk mengaqadkannya maka ia adalah harus (sah). Berdasarkan ayat 55 dari al-Qur8217an surah al-maidah Sesungguhnya wali kamu hanyalah Alá, Rasul-Nya, orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Dengan mahar mitsl atau kurang Sebab dalam keadaan demikiano seluruh urusan dirinya menjadi tanggung jawabnya sendiri sepenuhnya. Seandainya tidak ada seorang wali yang merasa terkenal, karena perkawinannya dengan pria yang tidak sederajat itu dengan sendirinya mahar mitslnya menjadi gugur, sebab ia sudah terlepas dari wewenang wali-walinya. Jika wali tidak mau menikahkan, harus dilihat dulu alasannya, apakah alasan syar8217i atau alasan tidak syar8217i. Alasan syar8217i adalá alasan yang dibenarkan oleh hukum syara8217. Misal anak gadis wali terse sudah dilamar orang lain, atau calon suaminya adalah orang kafir, atau mempunyai cacat tubuh yang menghalangi tugasnya sebagai suami, dan sebagainya. Jika wali menolak menikahkan anak gadisnya berdasarkan alasan syar8217i seperti ini, wali wajib ditaati dan kewaliannya tidak berpindah kepada pihak lain (Hai Alhamdani, Risalah Nikah, Hal 90-91). Se você não encontrou o que você está procurando, utilize o nosso motor de pesquisa personalizado. Sebab hak, kewaliannya, tidak, berpindah, kepada, wali, hakim. Jadi perempuan itu sama saja dengan meniká tanpa wali, maka nikahnya tidak sah. Sabda Rasulullah SAW, 8221Tidak sah nikah kecuali dengan wali.8221 (HR Ahmad Subulus Salam. III / 117). Namun adakalanya wali menolak menikahkan dengan alasan yang tidak syar8217i, yaitu alasan yang tidak dibenarkan hukum syara8217. Misalnya calon suaminya bukan dari bangsa yang sama, bukan dari suku yang sama, orang miskin, bukan sarjana, dan sebagainya. Ini adalah alasan-alasan yang tidak ada dasarnya dalam pandangan syariah, maka tidak dianggap alasan syar8217i. Jika wali tidak mau menikahkan anak gadisnya dengan alasan yang tidak syar8217i seperti ini, maca wali tersebut disebut wali 8216adhol. Yaitu, wali, yang, tidak, mau, menikahkan, perempuan, yang, diwalinya, jika, ia, telah, menuntut, nikah. Perbuatan ini adalá haram dan pelakunya (wali) adalá orang fasik sesuai QS Al-Baqarah. 232. (Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizham Al-Ijtima 8217i fi Al-Islam, Hal. 116). Jika wali tidak mau menikahkan dalam kondisi seperti ini, maka hak kewaliannya berpindah kepada wali Hakim (Imam ASY-Syirazi, Al-Muhadzdzab. II / 37 Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh 8216ala Al-Madzahib Al-Arba8217ah. IV / 33) . Hal ini sabda berdasarkan Rasulullah SAW, 82218230 jika mereka wali berselisih / bertengkar tidak mau menikahkan, maka penguasa (as-Sulthan) adalah wali bagi orang perempuan yang wali.8221 tidak punya (fa em isytajaruu fa as-sulthaanu waliyyu homem laa waliyya lahaa) (HR Al-Arba8217ah, kecuali An-Nasai, Hadits ini dinilai shahih oleh Ibnu 8216Awanah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim, Subulus Salam. III / 118). Yang dimaksud dengan wali hakim, adalah orang yang memegang kekuasaan (penágsula), baik ia zalim atau adil (homem ilayhi al-amru, jaairan kaana aw 8216aadilan). (Imam Ash-Shan8217ani, Subulus Salam II / 118). Maka dari itu, penguasa saat ini walaupun Zalim, Karena tidak menjalankan hukum-hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tetap sah menjadi wali Hakim, Selama tetap menjalankan hukum-hukum syara8217 dalam urusan pernikahan. BAGAIMANA DENGAN NIKAH TANPA WALI Imam Maliki Imã Maliki mengharuskan izin dari wali atau wakil terpandang dari keluarga atau hakim untuk akad nikah. Akan, tetapi, tidak, dijelaskan, secas, tegas, apakah, wali, harus, hadir, dalam, akad, nikah, atau, cukup, sekedar, izinnya. Meskipun demikian imam, malik, tidak, membolehkan, wanita, menikahkan, diri-sendiri, baik, gadis, maupun, janda. Mengenai persetujuan dari wanita yang akan menikah, imã malik membedakan antara gadis dengan janda. Untuk janda, harus terlebih dahulu, ada, persetujuan, secra, tegas, sebelum, akad, nikah. Sedangkan bagi gadis atau, janda, yang, belum, dewasa, danum, dicampuri, suami, maka, jika, bapak, sebagai, wali ia, memiliki hak ijbar. Sedangkan wali diluar bapak, ia tidak memilki hak ijbar. Menurut Imam Malik pula: Tidak sah wanita bangsawan dan cantik menikah tanpa O Wali, namun sah bila wanita tersebut tidak demikian. Imam Hanafi Abu Hanifah membolehkan perkawinan tanai wali (menikahkan diri sendiri), atau meminta orang lain diluir wali nasab untuk menikahkan gadis atau janda. Hanya é um kalau tidak sekufu, wali berhak membatalkannya. Dasar yang membolehkan perkawinan taná wali, menurut abu hanifah diantaranya Al-Baqarah: 230,232,240. Serta mengartikan 8220al-aima8221 adalah8221wanita, yang, tidak, mempunyai, suami8221, baik, gadis, maupun, janda. Ditambah dengan Hadits tentang kasus al-khansa8217a yang dinikahkan secara paksa Oleh bapaknya dan ternyata tidak diakui Oleh Nabi .. Menurut Abu Hanifa persetujuan dari parágrafo Calon adalah satu keharusan dalam perkawinan, baik bagi seorang Gadis maupun janda. Perbedaannya, persetujuan gadis cukup dengan diamnya, sementara janda harus dinyatakan dengan tegas. Menurut Daud, juda perempuan tersebut gadis, maka nikahnya tidak sah, tana wali. Jika ia janda, maka sah nikahnya tanpa wali. Menurut Abu Tsaur dan Abu Yusuf, Wanita yang bernikah tidak diizinkan Oleh walinya, lalu keduanya mangadukan pernikahan itu kepada Hakim yang bermadzhab Hanafi, dan Hakim menetapkan sahnya perkawinan tersebut, tidak maka boleh bagi Hakim yang bermadzhab Syafii membatalkannya Wanita yang berada di Suatu tempat, yang Tidak ada, padanya, seorang, hakim dan wali, maka, ada, dua, macam, hukum, pertama, boleh, mengawinkan, dirinya, sendiri. Kedua, menyerahkan perkawinannya kepada orang deitado yang Islam (Rahmatul Ummah Fi Ikhtilafil Aimmah 8211 Al Faqih Abdurrahman Como syafii ad Damasqy) Imam Syafi8217i Menurut imã Syafi8217i, kehadiran wali menjadi salah satu rukun nikah, yang berarti Tanpa kehadiran wali ketika melakukan akad nikah perkawinan tidak sah . Bersamaan dengan ini, Syafi8217i jugada berpendapat wali dilarang mempersulit perkawinan wanita yang ada de bawah perwaliannya sepanjang wanita mendapat pasangan yang sekufu. Dasar yang digunakan imã Syafi8217i adalah Al-Baqarah: 232, An-Nisa: 25,34. Serta beberapa hadits nabi. Menurut Syafi8217i bapak lébih berhak menentukan perkawinan anak gadisnya. Hal ini didasarkan pada mafhum mukhalafah dari hadits yang menyatakan 8220janda lebih berhak kepada dirinya8221. Sehingga menurut Syafi8217i izin gadis bukaná satu keharusan tetapi hanya sekedar pilihan. Adapta-se para o mar e para o mar. Hal ini didasarkan pada kasus al-khansa8217a. Imam Hambali Ibnu Qudamah de Madzhab Hambali menyatakan, wali harus ada dalam perkawinan (rukun nikah), yakni harus hadir ketika melakukan akad nikah. Menurutnya hadits yang mengharuskan adanya wali bersifat umum yang berarti berlaku untuk semua. Sedangkan hadits yang menyebutkan hanya butuh izin adalá hadits yang bersifat khusus. Sehingga yang umum harus didahulukan dari dalil khusus. Ibnu Qudamah berpendapat, adanya hak, ijbar, wali untuk, menikahkan, gadis, yang belum dewasa, baik wanita tersebut senang atau tidak, dengan syarat sekufu. Sedangkan menurut Ibnu Qayyim, persetujuan wanita harus e ada dalam perkawinan. KEDUDUKAN SAKSI DALAM NIKAH Nika Tidak sah tanpa ada saksi (Hanafi, Syafii, dan Hanbali), namun menurut Imam Maliki, sah, dengan wajib mengumumkan nikahnya itu. Jadi bila ada orang nikah, sirri, tanpa, ada, saksi, dan tidak, diumumkan, maka, batal, nikahnya. Syarat Saksi adalah dua orang laki-laki yang mukallaf, berakal dan Adil (menurut Syafii dan Hanbali) namun menurut Hanafi Boleh seorang laki-laki dan dua orang wanita atau Boleh saksi sedangkan saksi tersebut orang fasiq. Menurut Tiga Imam Madzhab (Hanafi, Syafii dan Hanbali), tidak sah nikah tanpa saksi. Namur menurut Madzhab Maliki, sah walaupun tidak ada saksi, hanya saja Imam Malik mewajibkan pengumuman Nikah. Jadi bila Sirri ada akad nikah secara (Rahasia) dan tidak diumumkan pernikahannya itu, maka menurut Imam Maliki, nikahnya Batal (Rahmatul Ummah Fi Ikhtilafil Aimmah 8211 Al Faqih Abdurrahman Como syafii ad Damasqy) Bila aia Kandung tidak memenuhi syarat sebagai wali, maka hak untuk Menjadi wali akan turun kepada uruto wali berikutnya, di mana daftarnya sudah baku dan tidak bisa desenhar-buat sendiri. Dan syarat sebagai wali sudah disebutkan yaitu (1) muslim, (2) laki-laki, (3) akil, (4) baligh, (5) merdeka dan (6) adil. Adapun bila ayah itu tidak pernah memberikan nafkah, perhatian, kasih sayang, waktu serta pemeliharaan, tidak perna bisa dijadikan alasan untuk gugurnya hak peruana yang dimilikinya. KEHARUSAN MEMINTA PERSETUJUAN WANITA Apabila pernikahan tidak sah kecuali dengan adanya wali, maka merupakan kewajiban pula meminta persetujuan dari wanita yang berada di bawah perwaliannya. Apabila wanita tersebut seorang janda, maka diminuta persetujuannya (pendapatnya). Sedangkan jika wanita tersebut, seorang, gadis, maka, diminuta, juga, ijinnya, dan, diamonds, merupakan, tanda, setuju. Dari Abu Hurairah r. a. Bahwa Nabi s. a.w. Descrição da ilustração: 8220Seorang janda tidak boleh dinikahkan de kecuali setelah diminta perintahnya. Sedangkan seorang gadis tidak boleh dinikahkan kecuali imagens de setelah diminta ijinnya8221. Para sahabat berkata: 8220Wahai Rasullullah, bagaimanakah ijinnya8221 Beliau menjawab: 8220Jika ia diam saja8221 (HR Bukhori, Muçulmano, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Nasai) Dari Ibnu Abbas r. a. Bahwasannya ada seorang gadis yang mendatangi Rasulullah s. a.w. Dan mengadu, bahwa, ayahnya, telah menikahkannya, sedangkan ia tidak ridho. Maka Rasulullah s. a.w. Menyerahkan pilihan kepadanya (akaa ingin meneruskan pernikahannya ataukah ia ingin membatalkannya). Hadits foi o mais importante Abu Dawud dan Ibnu Majah. 8220Dan berikanlah mahar (maskawin) kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberen yang penuh kerelaan.8221 An-Nisaa8217. 4 Mahar adalá sesuatu yang diberikan kepada isteri berupa harta atau selainnya dengan sebab pernikahan. Mahar (atau diistilahkan mas kawin) adalah hak seorang wanita yang harus dibayar oleh laki-laki yang akan menikahinya. Mahar, merupakan, milik, seorang, tidak, boleh, seorang, pun, mengambilnya, baik, ayah, maupun, yang, lainnya, kecuali, dengan, keridhaannya. Syari8217at Islão yang mulia melarang bermahal-mahal dalam menentukan mahar, bahkan dianjurkan untuk meringankan mahar ágar mempermudah proses pernikahan. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi shallallaahu 8216alaihi saw pernah bersabda: 8220Di Antara kebaikan wanita adalah mudah meminangnya, mudah maharnya dan mudah rahimnya.8221 8216Urwah berkata, 8220Yaitu mudah rahimnya untuk melahirkan.8221 Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan al-Hakim 8216Uqbah bin 8216Amir radhiyallaahu 8216anhu berkata, 8220Rasulullah shallallaahu 8216alaihi wa sallam bersabda: 8216Sahweh-baik pernikahan ialah yang paling mudah.82178221 Shahih, HR. Abu Dawud (sem 2117), Ibnu Hibban (no.1262-al-Mawaarid), dan ATH-Thobrani DLM Mu8217jamul Ausath (I / 221, não 724) Seandainya seseorang tidak memiliki sesuatu untuk membayar Mahar, maka ia boleh membayar Mahar dengan mengajarkan Ayat Al-Qur8217an yang dihafalnya. HR. Bukhari dan MuslimSoalan saya nak tanya. Saya pernah dengar bahawa keputusan anak perempuan yang masih dara ingin kawin adalá di keputusan orang tua nya. Bagaimana jika anak perempuan, itu, tela, menjadi, janda, bukan, bukan, lagi, dara. Jika ia pernah melakukan zina atau ayat deitado beliau bukan dara atau Gadis lagi, adakah orang tuanya masih boleh memberi keputusan untuk Kawin atau tidak mengikut pandangan agama Maksudnya adakah Gadis yang bukan lagi dara itu sama estatuto dengan janda dari soal memberi keputusan Kawin secara amnya, disyariatkan Meminta izin wanita untuk menjalankan akad perkahwinan ke atasnya. Cuma ulamak berbeza pandangan jika yang hendak dikahwinkan itu adalah Gadis / dara adakah meminta izinnya itu wajib atau sunat sahaja (jika yang menjadi walinya adalah bapa atau datuknya) Menurut Mazhab Imam Malik, Syafiie dan Ahmad meminta izinnya itu sunat sahaja, yakni jika bapa atau datuknya Mengahwinkannya, dengan, lelaki, pilihan, mereka, tanpa, persetujuannya, perkahwinan, itu, adalah, sah. Mazhab, Abu Hanifah, pula, berpendapat, wajib meminta, keizinannya, jika, tidak, maka, perkahwinan, tidak, sah. Adapun janda, tiada khilaf di kalangan, ulamak, bahawa, wajib, diminuta keizinannya. Jika akad berlaku tanpa keizinannya, maka perkahwinan tidak sah. Bagi gadis, tanda keizinannya memadai dengan diamnya. Adapun bagi janda, tidak memadai dengan diamnya sahaja akan tetapi wajib dengan pengakuan mulut darinya. Ini berdasarkan sabda Nabi s. a.w. Tidak dikahwinkan wanita janda kecuali dengan meminta arahannya dan tidak dikahwinkan gadis kecuali dengan meminta keizinannya. Sahabat bertanya Ya Rasulullah Bagaimana yang dikatakan keizinannya. Baginda menjawab Dengan diamnya (Imam de HR al-Bukhari dan Muslim). Dari keterangan di atas kita dapat melihat ada perbezaan hukum antara gadis dan janda dalam masala berkaitan. Bagaimana untuk menentukan seorang wanita itu Gadis atau janda mengikut hukum Syarak Dalam Kitab al-Mughni (Imam Ibnu Qudamah), dijelaskan berikut1 seperti 1. Menurut Mazhab Imam Ahmad dan Syafiie Janda ialah wanita yang telah disetubuhi di farajnya sama ada dengan persetubuhan yang atau halal yang Haram Namun Imam Malik, de Abu Hanifah, e os seus amigos e amigos. 2. Jika selaput dara hilang kerana sebab lain dari jimak seperti kerana terjatuh, darah haid terlalu banyak atau kerana tusukan jari, kayu dan sebagainya maka hukumnya masih hukum dara / gadis. 3. Jika seorang wanita disetubuhi de duburnya, statusnya tidak berubah menjadi jada dan tidak tertakluk dengan hukum wanita janda kerana persetubuhan tidak berlaku pada farajnya. Dalam kitab Kifayatul-Akhyar (Kitab Fiqh Mazhab Syafiie), pengarangnya menjelaskan Janda ialah wanita yang telah hilang selaput daranya melalui persetubuhan sama ada persetubuhan yang atau halal yang syubhah zina atau. Adapun jika hilang kerana terjatuh atau menusuknya dengan jari atau kerana kuatnya darah haid atau kerana lama membujang (berkahwin tidak), maka mengikut pandangan yang soheh hukumnya masih seperti dara / Gadis. Jika hilang selaput, daranya, kerana, persetubuhan, yang, dipaksa, atau, disetubuhi, ketika, tidur, atau, wanita, gila (yang disetubuhi), maka hukumnya, seperti, janda mengikut, pandangan, yang, terkuat. Ada jugando pandangan berkata hukumnya masih seperti gadis. Jika seorang wanita dijadikan Tanpa selaput dara, ia masih dianggap dara / gadis.2 Merujuk kepada soalan Saudara dapat kita simpulkan bahawa mengikut pandangan Mazhab Imam Ahmad dan Syafie wanita yang pernah Berzina, ia tidak lagi dianggap Gadis. Maka kedudukannya sama seperti janda dalam masala de atas iaitu wajib diminuta keizinannya secara pengakuan mulut sebelum mengahwinkannya. Adapun mengikut pandangan mazhab Hanafi dan Maliki ia masih lagi gadis kerana persetubuhan yang berlaku kepadanya bukanlah persetubuhan yang halal (yakni bukan persetubuhan melalui akad perkahwinan yang sah). 1. Al-Mughni, Imam Ibnu Qudamah. 2. Kifayatul-Akhyar, Syeikh Taqiuddin al-Hisni. 3. Al-Fiqh al-Muyassar, Syeikh Ahmad Isa Asyur. 4. Fiqh al-Usrah al-Muslimah, Syeikh Hasan Ayyub Assim:

Comments

Popular Posts